Lambang Himpunan Alumni - Institut Pertanian Bogor

Lambang Himpunan Alumni - Institut Pertanian Bogor

Selamat Datang

Kami mengucapkan Selamat Datang kepada para pengunjung Blog Himpunan Alumni IPB Pasaman Barat, silahkan menggunakan layanan yang tersedia untuk umum.

Minggu, 21 Maret 2010

Judul: KAKAO INDONESIA DIKANCAH PERKAKAOAN DUNIA








I. Pendahuluan

Setelah terpuruk ketitik terendah selama 30 tahun terakhir pada tahun 2000, harga biji kakao dunia mulai bangkit. Kebangkitan harga tersebut bersifat fundamental karena didukung oleh defisit produksi yang cukup tinggi. Namun pada awal tahun 2004 harga biji kakao dunia melemah atau terkoreksi karena produksi kakao tahun 2003/04 diperkirakan kembali menghasilkan surplus walaupun tidak besar. Harga kakao kembali sedikit menguat pada bulan Juli dan Agustur 2004, karena dipicu oleh peningkatan pengolahan biji kakao dunia.

Beberapa bulan ke depan harga kakao relatif tetap tinggi, karena produksi dan konsumsi biji kakao berada dalam keseimbangan dan rasio stok/pengolahan relatif rendah yaitu 41,9%. Rasio stok/pengolahan tersebut hanya sedikit diatas rasio stok/pengolahan dua tahun terakhir, tatapi masih jauh dibawah rasio stok/pengolahan kakao tahun 1988 hingga tahun 2000 yang biasanya berada pada kisaran 46%-66,5%.

Perbaikan harga tiga tahun terakhir tidak sepenuhnya bisa dinikmati petani kakao Indonesia karena petani menghadapi masalah hama penggerek buah kakao (PBK), sehingga produktivitas kebun mereka umumnya turun. Hama PBK telah menyerang hampir seluruh perkebunan kakao Indonesia terutama di sentra produksi di Sulawesi. Oleh karena itu perlu upaya pengendalian hama PBK kalau kita tidak ingin mengikuti jejak Malaysia yang pada saat ini perkebunan kakaonya dapat dikatakan telah memasuki ambang kepunahan.

II. Perkembangan Produksi Kakao Dunia

Kakao diproduksi oleh lebih dari 50 negara yang berada di kawasan tropis yang secara geografis dapat dibagi dalam tiga wilayah yaitu Afrika, Asia Oceania dan Amerika Latin. Pada tahun 2002/03, produksi kakao dunia tercatat sebesar 3.102 ribu ton. Wilayah Afrika memproduksi biji kakao sebesar 2.158 ribu ton atau 69,6% produksi dunia. Sementara Asia Oceania dan Amerika Latin masing masing memproduksi 528 ribu ton dan 416 ribu ton atau 17,0% dan 13,4% produksi dunia.

Produsen utama kakao di wilayah Afrika adalah Pantai Gading dengan total produksi 1.320 ribu ton. Negara produsen lainnya adalah Ghana , Nigeria dan Kameron dengan produksi masing-masing 497 ribu ton, 165 ribu ton dan 140 ribu ton. Di wilayah Asia Oceania, Indonesia merupakan produsen utama dengan total produksi 425 ribu ton, diikuti oleh Papua New Guinea dan Malaysia . Sementara produsen utama kakao di wilayah Amerika Latin adalah Brazil dengan total produksi 165 ribu ton, diikuti oleh Ekuador, Dominika , Colombia dan Mexiko.

Secara regional, pangsa produksi selama lima tahun terakhir (1996/97-2001/02) mengalami sedikit perubahan. Wilayah Afrika sebagai produsen utama kakao dunia mengalami peningkatan pangsa produksi sebesar 3,5% dari 64,6% menjadi 68,1%. Sementara itu, di wilayah Asia Oceania juga mengalami peningkatan pangsa produksi sebesar 1,5% dari 17,4% menjadi 18,9%. Sedangkan wilayah Amerika Latin mengalami penyusutan pangsa produksi dari 18,0% menjadi 13,0%.

Pangsa produksi masing-masing wilayah kembali bergeser pada tahun 2002/03, karena terjadi peningkatan produksi yang cukup tajam di Pantai gading dan Ghana dan penurunan produksi di Indonesia. Produksi kakao Pantai Gading kembali meningkat menjadi 1320 ribu ton, sedikit dibawah rekor produksi tahun 1999/00. Sementara itu, Ghana mampu meningkatkan produksi kakaonya menjadi 497 ribu ton, sehingga melampaui produksi kakao Indonesia yang turun menjadi 425 ribu ton (Tabel 1).

Tabel 1. Perkembangan Produksi Kakao Dunia (ribu ton)

Tahun

P. Gading

Indonesia

Ghana

Negeria

Brazil

Lainnya Total
1998/99 1.163 390 397 198 138 522 2.808
1999/00 1.404 422 437 165 124 526 3.078
2000/01 1.212 392 395 177 163 514 2.853
2001/02 1.265 455 341 185 124 491 2.861
2002/03 1.320 425 497 165 163 532 3.102

Sumber: International Cocoa Organization (ICCO), 2003a.

Peningkatan produksi kakao di Pantai Gading terjadi karena kondisi politik di negara tersebut makin telah membaik. Sementara peningkatan produksi kakao yang cukup tajam di Ghana merupakan buah keberhasilan para pekebun mengatasi serangan penyakit dan keberhasilan pemerintahnya mengatasi penyeludupan biji kakao. Sedangkan penurunan produksi kakao Indonesia terutama disebabkan oleh makin meningkatnya serangan hama penggerek buah kakao (PBK)di hampir seluruh sentra produksi kakao Indonesia .

III. Perkembangan Konsumsi Kakao Dunia.

Konsumsi kakao dapat dibedakan antara konsumsi biji kakao dan konsumsi cokelat. Konsumsi biji kakao dihitung berdasarkan kapasitas pengolahan atau grinding capacity , sedangkan konsumsi cokelat dihitung berdasarkan indeks per kapita.

Dalam perdagangan kakao, konsumsi biji kakaolah yang berkaitan langsung dengan produksi dan interaksi keduanya menentukan harga kakao dunia. Harga kakao bergerak naik jika konsumsi biji kakao lebih besar dari produksinya dan sebaliknya harga kakao akan merosot apabila konsumsi biji kakao lebih kecil dari produksi.

Konsumsi biji kakao dunia sedikit berfluktuasi dengan kecenderungan terus meningkat. Negara konsumen utama biji kakao dunia adalah Belanda yang mengkonsumsi 452 ribu ton pada tahun 2000/01. Konsumsi negara ini diperkirakan menurun menjadi 418 ribu ton tahun 2001/02 dan 440 ribu ton tahun 2002/03.

Konsumen besar lainnya adalah Amerika Serikat, diikuti Pantai Gading, Jerman dan Brazil yang masing masing mengkonsumsi 456 ribu ton, 285 ribu ton, 227 ribu ton dan 195 ribu ton pada tahun 2000/01. Diperkirakan pada tahun 2001/02 dan 2002/03 konsumsi negara-negara konsumen utama kakao dunia ini relatif stabil, kecuali Amerika Serikat dan Jerman yang sedikit mengalami penurunan (International Cocoa Organization, 2003).

Sementara itu konsumsi cokelat dunia masih didominasi oleh negara-negara maju terutama masyarakat Eropa yang tingkat konsumsi rata-ratanya sudah lebih dari 1,87kg per kapita per tahun. Konsumsi per kapita tertinggi ditempati oleh Belgia dengan tingkat konsumsi 5,34 kg/kapita/tahun, diikuti Eslandia, Irlandia, Luxembur, dan Austria masing-masing 4,88 kg, 4,77 kg, 4,36 kg dan 4,05 kg/kapita/tahun.

Selanjutnya jika dilihat total konsumsi, maka konsumen terbesar cokelat adalah Amerika serikat dengan total konsumsi 653 ribu ton atau rata-rata 2,25 ka/kapita/tahun pada tahun 2001/02. Negara konsumen besar lainnya adalah Jerman, Prancis, Inggris, Rusia dan Jepang dengan konsumsi masing-masing 283 ribu ton, 215 ribu ton, 208 ribu ton, 180 ribu ton dan 145 ribu ton.

Pada kelompok negara produsen, hanya Brazil yang dapat dikategorikan sebagai konsumen cokelat utama dengan total konsumsi sebesar 105,2 ribu ton atau rata-rata 0,6 kg/kapita. Sedangkan, konsumsi negara produsen lainnya masih sangat rendah. Pantai Gading hanya mengkonsumsi 8,5 ribu ton, Ghana 10 ribu ton, Nigeria 14 ribu ton dan Indonesia 12 ribu ton (International Cocoa Organization, 2003).

IV. Perdagangan Kakao Dunia

Perdagangan kakao dunia didominasi oleh biji kakao dan produk akhir (cokelat), sedangkan produk antara (cacao butter, cocoa powder dan cocoa paste) volumenya relatif kecil. Pada tahun 2001/02, volume ekspor biji kakao mencapai 2,12 juta ton, dan re-ekspor 235 ribu ton (International Cocoa Organization, 2003 ).

Pada periode yang sama, volume ekspor produk akhir (cokelat) mencapai 2,9 juta ton. Sementara volume ekspor kakao butter, kakao powder dan kakao paste masing-masing sebesar 528 ribu ton, 594 ribu ton dan 341 ribu ton.

Eksportir utama biji kakao dunia tahun 2001/02 ditempati oleh Pantai Gading dengan total ekspor 1 juta ton. Eksportir terbesar berikutnya adalah Indonesia, Ghana dan Nigeria dengan volume masing-masing 365 ribu ton, 285 ribu ton dan 160 ribu ton.

Di sisi lain, importir terbesar biji kakao dunia adalah Belanda dengan volume 493 ribu ton, diikuti Amerika Serikat, Jerman, Prancis, Malaysia dan Inggris dengan volume impor masing-masing 397 ribu ton, 212 ribu ton, 143 ribu ton, 114 ribu ton, dan 107 ribu ton. Belanda sebagai importir terbesar biji kakao sekaligus berperan sebagai re-ekspor terbesar biji kakao dunia dengan volume 78,2 ribu ton.

Pada periode yang sama, volume ekspor produk akhir kakao (cokelat) terbesar ditempati oleh Jerman dengan total ekspor 405 ribu ton, disusul Belgia, Kanada, Prancis dan Belanda dengan volume ekspor masing-masing 332 ribu ton, 266 ribu ton, 228 ribu ton dan 215 ribu ton. Sementara itu, importir terbesar produk akhir kakao adalah Amerika Serikat dengan volume 382 ribu ton, diikuti Prancis dan Jerman masing-masing 308 ribu ton dan 270 ribu ton.

V. Perkembangan Harga

Setelah terpuruk ketitik terendah US $c 36,33/lb selama 30 tahun terakhir pada bulan Nopember 2000, harga kakao merambat naik menembus US $c 50/lb pada bulan Februari 2001, kemudian sedikit berfluktuasi hingga mencapai tingkat tertinggi US $c 60,64/lb pada bulan Desember 2001.

Kenaikan harga kakao dunia terus berlanjut hingga menembus US $ 100/lb pada bulan Oktober 2002 dan merupakan puncak harga tertinggi selama 16 tahun terakhir. Selanjutnya harga kakao dunia sedikit melemah pada bulan Nopember dan kembali menguat pada bulan Desember 2002 hingga Februari 2003 dan kembali melemah hingga Juni 2004, kemudian sedikit menguat hingga Agustus 2004. Harga kakao rata-rata tahun 2002 dan 2003 tercatat masing-masing US $c 80,65/lb dan US $c 79,6/lb (Gambar 1).

Gambar 1. Perkembangan Harga Kakao Dunia (Indikator ICCO)

Peningkatan harga kakao yang sangat tajam sepanjang tahun 2002 terutama dipicu oleh perkiraan defisit produksi kakao dunia yang berlangsung selama tiga tahun berturut-turut. Setelah mencapai tingkat harga yang cukup tinggi, harga kakao berfluktuasi dengan kecenderungan terus meningkat sejak September 2002 hingga Pebruari 2003.

Penguatan harga tersebut diwarnai oleh perkiraan defisit produksi sebesar 120 ribu ton pada tahun 2002/03 yang dipublikasi oleh International Cocoa Organization (ICCO) awal tahun 2003. Selanjutnya harga kakao mulai melemah karena ICCO melakukan revisi terhadap perkiraan defisit produksi menjadi hanya sebesar 10 ribu ton. Sepanjang tahun 2004, harga kakao dunia berfluktuasi antara US $c 63,86-78,44/lb.

Beberapa bulan ke depan diperkirakan harga kakao dunia relatif tetap tinggi, karena produksi dan konsumsi biji kakao berada dalam keseimbangan dan rasio stok/pengolahan relatif rendah yaitu 41,9%. Rasio stok/pengolahan tersebut hanya sedikit diatas rasio stok/pengolahan dua tahun terakhir, tatapi masih jauh dibawah rasio stok/pengolahan kakao tahun 1988 hingga tahun 2000 yang biasanya berada pada kisaran 46%-66,5%.

VI. Prospek Kakao Indonesia

Indonesia berhasil menjadi produsen kakao kedua terbesar dunia berkat keberhasilan dalam program perluasan dan peningkatan produksi yang mulai dilaksanakan sejak awal tahun 1980-an. Pada saat ini areal perkebunan kakao tercatat seluas 914 ribu hektar, tersebar di 29 propinsi dengan sentra produksi Sulsel, Sulteng, Sultra, Sumut, Kaltim, NTT dan Jatim. Sebagian besar (>90%) areal perkebunan kakao tersebut dikelola oleh rakyat (Direktort Jenderal Bina Produksi Perkebunan, 2004).

Perbaikan harga kakao dunia akhir-akhir ini tidak bisa dimanfaatkan secara optimal oleh para pekebun karena ada beberapa permasalahan yang dihadapi antara lain: makin mengganasnya serangan hama penggerek buah kakao (PBK), mutu produk yang relatif rendah dan fluktuasi harga yang cukup tajam.

Serangan hama PBK merupakan ancaman yang serius bagi kelangsungan usaha perkebunan kakao karena belum ditemukan pengendalian hama yang efektif. Sejarah telah mencatat bahwa hama PBK telah tiga kali menghancurkan perkebunan kakao di Indonesia yaitu tahun 1845 di daerah Minahasa, tahun 1886 di sepanjang pantai Utara Jawa Tengah hingga Malang, Kediri dan Banyuwangi serta tahun 1958 di beberapa perkebunan kakao di Jawa (Roesmanto, 1991).

Keseriusan ancaman serangan hama PBK sudah terbukti di negara tetangga kita Malaysia yang pada saat ini perkebunan kakaonya berada diambang kepunahan. Akibat mengganasnya serangan hama PBK, produksi kakao Malaysia menurun dari 247 ribu ton tahun 1990 menjadi 200 ribu ton tahun 1993. Penurunan produksi kakao terus berlanjut hingga tinggal 25 ribu ton pada tahun 2002 atau 10% dari produksi tahun 1990 (Sulistyowati, Prawoto, Wardani, dan Winarno, 1995 dan ICCO, 2003).

Belajar dari pengalaman kita dimasa lalu dan pengalaman Malaysia beberapa tahun terakhir, maka diperlukan upaya untuk meyelamatkan perkebunan kakao dari ancaman hama PBK, sehingga keberlanjutan agribisnis kakao dapat dipertahankan dan peranan perkebunan kakao bagi perekonomian dapat ditingkatkan. Upaya penanggulangan yang paling mungkin dilakukan adalah dengan melakukan gerakan pengendalian hama terpadu secara luas dan menyeluruh.

Lebih lanjut, produksi kakao rakyat dikenal bermutu rendah dan hingga kini masih dikenakan diskon harga ( automatic detention ) yang besarnya antara US $ 90-150/ton khususnya untuk pasar Amerika Serikat. Diskon harga tersebut cukup memberatkan pekebun kakao. Karena itu perbaikan mutu menjadi suatu keharusan disamping lobi untuk mengurangi atau menghapuskan diskon harga tersebut.

Harga kakao berfluktuasi cukup tajam dan sangat tergantung pasar internasional. Hal ini sangat mempengaruhi perilaku pekebun, khususnya terkait dengan pengelolaan kebun dan perbaikan mutu produk. Pada saat harga berfluktuasi tajam, pekebun pada umumnya ingin cepat menjual hasil kebunnya tanpa melakukan pengolahan yang memadai, sehingga mutunya rendah. Untuk mengatasi hal ini, percepatan pengembangan industri pengolahan biji kakao menjadi sangat strategis untuk meraih nilai tambah dan meredam fluktuasi harga, sekaligus mengurangi ketergantungan biji kakao terhadap pasar internasional.

Tanpa upaya yang memadai, terarah dan terprogram, maka perkebunan kakao Indonesia menghadapi masa suram dan tidak mustahil sejarah kehancuran perkebunan kakao Indonesia akan terulang kembali.

Daftar Pustaka

Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan, 2004. Statistik Perkebunan Indonesia 2001-2003, Kakao. Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan, Jakarta.

International Cocoa Organization (ICCO), 2003. Quarterly Bulletin of Cocoa Statistics. Vol: XXIX (2)

International Cocoa Organization (ICCO), 2003a. Quarterly Bulletin of Cocoa Statistics. Vol: XXIX (4)

Roesmanto, J., 1991. Kakao: Kajian Sosial Ekonomi. Aditya Media. Yogyakarta , 165p.

Sulistyowati, E. A.A. Prawoto, S. Wardani , dan H. Winarno. 1995. Laporan Kunjungan Kaji Banding Pengendalian Hama Penggerek Buah kakao di Malaysia . Warta Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia Vol. 11, No. 1: 45-51.




Jumat, 19 Maret 2010

Program Wirausaha Pegadaian

O ENTREPRENEUR… Bersama Kerabat Menggapai Cita

109 Lowongan jadi Pengusaha

DICARI :

Institut Pertanian Bogor bekerjasama dengan Perum Pegadaian mengajak mahasiswa/alumni IPB untuk menjadi Wirausaha dengan mengikuti “Go Entrepreneur”

Fasilitas :

Pelatihan entrepreneur selama 2 minggu

Pemberian modal usaha dari pegadaian

Konsultasi dengan para mentor berpengalaman

Sertifikat dan piagam kelulusan

Persyaratan :

Individu maupun kelompok

Mahasiswa D3/S1 semester akhir/mahasiswa pasca sarjana/alumni IPB (maksimal 3 tahun setelah lulus)

Menyertakan fotokopy ijazah yang telah dilegalisir (bagi alumni)

Membuat essay mengenai kewirausahaan yang akan digeluti (alas an tertarik berwirausaha, jenis usaha yang ingin/sedang dilakukan, prospek bisnis (bagi yang baru akan memulai usaha), kondisi keuangan usaha (bagi yang usahanya sudah berjalan), dan hal-hal lain yang dipandang perlu

Essay ditulis 5-10 halaman dengan ketentuan menggunakan kertas A4, huruf Times New Roman 12 dan 1.5 spasi

Jadwal Kegiatan :

Pendaftaran Peserta : 15 – 19 Maret 2010

Seleksi Administrasi : 15 – 19 Maret 2010

Pengumuman Hasil Seleksi : 19 Maret 2010

Interview : 22 Maret 2010

Launching Program : 27 Maret 2010

Pelatihan Kewirausahaan

Gelombang I : 5 – 9 April 2010

Gelombnag II : 12 – 16 April 2010

Kunjungan Lokasi

Gelombnag I : 7 April 2010

Gelombang II : 14 April 2010

Pendaftaran ditujukan kepada :

Direktorat Pengembangan Karir dan Hubungan Alumni (DPKHA) IPB

Gedung Andi Hakim Nasoetion Lt. 1

Kampus IPB Darmaga Bogor 16680

Telp/Faks : 0251-8623327/8627446

Paling lambat tanggal 19 Maret 2010, Pkl. 16.00 wib

Salam Hangat,

DPKHA IPB

Lowongan Terbaru

Propan Raya
Info Lowongan - PT. PROPAN RAYA ICC

Deskripsi :
PT. Propan Raya, perusahaan cat bertaraf internasional dengan berbagai produk yang sangat INNOVATIVE.
PT. Propan Raya I.C.C. berdiri sejak tahun 1979, memproduksi cat bertaraf international dengan kapasitas produksi mencapai 36.000 mT/annum dan telah mendapatkan sertifikat ISO 9001:2000
PT. Propan Raya I.C.C. memiliki + 2.000 karyawan yang tersebar di 16 cabang, 16 distributor, 21 Propan Service Centres (PSC), 50 Propan Paint Counter dan lebih dari 9.000 outlets yang tersebar hampir di seluruh Nusantara. PT. Propan Raya juga telah melebarkan sayapnya ke pasar Asia (Malaysia dan Vietnam).
PT. Propan Raya I.C.C. merupakan Perusahaan Induk (holding company) yang memiliki beberapa Anak Perusahaan, diantaranya BIONIC NATURA & BIONIC FARM, PT. ALKINDO MITRA RAYA, PT. PLATINDO CIPTA RAYA, PT. INDURO INTERNASIONAL dan PT. CYBER STREAM RAYA.
Saat ini PT. Propan Raya I.C.C. GROUP membutuhkan para profesional muda untuk mengembangkan bisnisnya.

Surat LAMARAN & CV Bisa dikirimkan melalui:
HRD PT. PROPAN RAYA ICC
c.q. Direktorat Pengembangan Karir & Hubungan Alumni IPB
Gedung Andi Hakim Nasoetion Lt. 1
Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680

Atau

hrd@propanraya.com
Dengan maksimal data 100MB

Paling Lambat 16 April 2010


Posisi :
1. MARKETING EXTERNAL DATA/MKIS ( KODE : MKIS-IPB )
2. MANAGEMENT TRAINEE / MARKETING SUPPORT (kode: MT-IPB)
3. R & D CHEMIST (kode: R & D-IPB)
4. PRODUCTION PLANNING INVENTORY CONTROL (kode: PPIC-IPB)
5. SALES IT (Kode: Sales Cyberstream-IPB)
6. PHP PROGRAMMER (kode: PROG-IPB)
7. SALES/MARKETING (Kode: MKTBIO-IPB)
8. TEKNIKAL APPLIKATOR (Kode: TA-IPB)
9. RETAIL PROMOTION REPRESENTATIF (kode: RPR-IPB)
Persyaratan :
Penempatan di Tangerang
(1 km dari pintu tol Bitung & 10 menit dari Lippo Karawaci)
Tersedia mess perusahaan (Optional)

1. MARKETING EXTERNAL DATA/MKIS ( KODE : MKIS-IPB )
Kualifikasi
1.S1/ DIII Statistik / MIPA, IPK minimal 2,75
2.Pria, single maksimal 30 tahun
3.Pengalaman minimal 1 tahun
4.Pernah melakukan market riset produk retail di lapangan

2. MANAGEMENT TRAINEE / MARKETING SUPPORT (kode: MT-IPB)
Kualifikasi
1.S1 All Teknik, IPK minimal 2,75
2.Pria / Wanita, Single, maksimal 27 tahun
3.Terbuka juga untuk mahasiswa tugas akhir / skripsi
4.Teliti, kreatif, komunikatif, sistematik, kerja keras

3. R & D CHEMIST (kode: R & D-IPB)
Kualifikasi
1.S1 Kimia / Teknik Kimia, IPK minimaL 2,75
2.Pria / Wanita, Single, maksimal 27 tahun
3.Terbuka juga untuk mahasiswa tugas akhir / skripsi
4.Teliti, kreatif, komunikatif, sistematik, kerja keras

4. PRODUCTION PLANNING INVENTORY CONTROL (kode: PPIC-IPB)
Kualifikasi
1.S1 Perencanaan & pengendalian produksi manufaktur, IPK minimaL 2,75
2.Pria / Wanita, Single, maksimal 27 tahun
3.Terbuka juga untuk mahasiswa tugas akhir / skripsi
4.Teliti, kreatif, komunikatif, sistematik, kerja keras

5. SALES IT (Kode: Sales Cyberstream-IPB)
Kualifikasi:
1.S1/ DIII Semua Jurusan, IPK minimaL 2,75
2.Pria, single maksimal. 30 tahun
3.Pengalaman min 1 tahun
4.Menguasai Open Office dan Windows/Linux
5.Komunikatif, memiliki salesmanship, EQ dan Drive yang tinggi serta target oriented.

6. PHP PROGRAMMER (kode: PROG-IPB)
Kualifikasi
1.S1 Teknik / Management Informatika, IPK minimaL 2,75
2.Menguasai / Familiar dengan Linux, Java, PHP, MySQL
3.Pria, Single, maksimal 27 tahun
4.Terbuka juga untuk mahasiswa tugas akhir / skripsi
5.Teliti, kreatif, komunikatif, sistematik, kerja keras

7. SALES/MARKETING (Kode: MKTBIO-IPB)
Kualifikasi
1.S1 Teknologi Pangan/Pertanian
2.Pria / Wanita, Single, maksimal 27 tahun
3.Minimal pengalaman 1 tahun di industri makanan atau farmasi
4.Komunikatif, memiliki salesmanship, EQ dan Drive yang tinggi serta target oriented.

PENEMPATAN DI JABODETABEK

8. TEKNIKAL APPLIKATOR (Kode: TA-IPB)
9. RETAIL PROMOTION REPRESENTATIF (kode: RPR-IPB)
Kualifikasi
1.DIII MIPA / All Teknik, IPK minimal 2,75
2.Pria, Single, maksimal 25 tahun
3.Diutamakan memiliki kendaraan bermotor
4.Dinamis, inisiatif, komunikatif, sistematik, kerja keras
5.Memiliki Salesmanship, EQ, dan drive yang tinggi

Masa Lowongan:
Mulai: 19 Maret 2010 Sampai dengan 16 April 2010

Agrinex Expo 2010: Indonesia Mampu Menghasilkan Produk Pertanian Kelas Dunia

Melalui Agrinex International Expo 2010 yang mengangkat tema "Agribusiness Destination for Local & Global Market" yang diselenggarakan (12 - 14/3) di Jakarta Convention Center (JCC), membuka mata, bahwa pertanian Indonesia yang selama ini dipandang sebelah mata, jauh dari yang diperkirakan selama ini. Melalui kegiatan ini terbukalah mata bahwa pertanian Indonesia sudah mampu menghasilkan produk pertanian berkelas dunia.

"Melalui kegiatan ini terlihat bahwa pertanian Indonesia berkelas dunia, dengan keragaman sumberdaya hayati yang kita miliki kita sudah dapat mengelola dengan baik sehingga bermanfaat bagi negara kita, dan diharapkan dapat menjadi lumbung pangan bagi bangsa lain,"ujar Mentan Ir Suswono pada penutupan Agrinex Expo 2010 (14/3) di JCC.

Mentan juga menambahkan, bukan hanya itu Indonesia juga merupakan penghasil beras ke empat terbesar di dunia, penghasil sawit kelas dunia, kelapa, kakao, kopi, kacang mete, produk kehutanan udang, dan produk kelautan lainnya juga berkelas dunia.

"Kita juga dapat membuka mata dunia bahwa Indonesia dengan dukungan teknologi dapat menampilkan buah eksotik dan tanaman holtikultura berkelas dunia. Melalui kegiatan ini juga dapat membangun paradigma baru pertanian Indonesia dalam konteks agribisnis melalui citra. Diharapkan Indonesia menjadi tujuan internasional di sektor agribisnis. Maka dari itu pertanian merupakan sebagai sektor yang harus didukung secara bersama, dan didukung dengan kemauan politik," ujarnya.

Hal senada juga dikatakan oleh Rektor IPB, Prof. Dr.Ir Herry Suhardiyanto, M.Sc., menurutnya kerjasama antara IPB, Kementerian Pertanian dan PT Performax beberapa tahun terakhir adalah satu kebanggaan dan kalender sendiri, karena pertanian sering dicitrakan salah oleh masyarakat, padahal pertanian memiliki peluang besar untuk membangun perekonomian Indonesia, seperti perkebunan, peternakan, hortikultura, kelautan, perikanan dan sebagainya.

"Melalaui wahana ini, kesadaran kita digugah di dalam memberikan apresiasi terhadap pertanian sehingga petani dan penggiat agroindustri memperoleh penghargaan. Dengan seperti itu daya beli terhadap teknologi dan hasil riset dapat di tingkatkan sehingga para dosen dan peneliti akan dapat mempersembahkan karyanya, dan membuktikan, kita dapat membangun bangsa dengan tidak tergantung kepada negara lain," ujar Rektor.

Hadir pada penutupan tersebut ketua panitia Agrinex Expo 2010, Ir. Rifda Amarina, Ketua Dewan Penasehat Agrinex Adi Sasono, dan pejabat pemerintah lainnya.

Kamis, 18 Maret 2010

Pembekalan Untuk calon Alumni IPB

Direktorat Pengembangan Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni IPB (DPKHA) menggelar kegiatan pembekalan berupa stadium General dengan tema" Pembekalan Prawisuda Institut Pertanian Bogor" (18/2), di Auditorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Kampus IPB Dramaga, Bogor.

Pembekalan kali ini dihadiri para alumni IPB yang bergerak dalam dua bidang yang jauh berbeda, yang diharapkan bisa memberikan gambaran utuh kepada calon alumni tentang dunia kerja dan wirausaha. Diantaranya adalah Alumni IPB Fateta Teknologi Industri Pertanian angkatan 1, Dircektur Compliance & Human Capital Bank Mandiri, Ogie Prastomiono, Pemilik Sabila Farm, Alumni Faperta Jurusan Ilmu Tanah angkatan 14, Gun Sutopo, dan juga praktisi bisnis, Nelly Osmeni Subekti.

kegiatan ini rutin dilakukan oleh IPB dalam rangka memperkecil gap antara dunia kampus dengan dunia kerja. Karena masih banyak mahasiswa IPB ketika lulus dan menjadi alumni bingung mencari kerja dan juga bingung memutuskan apakah bekerja atau mandiri dengan berwirausaha. IPB sendiri memiliki target untuk para alumni yang baru lulus memiliki masa tunggu kerja tidak lebih dari 3 bulan.

"Jika dalam waktu lebih dari tiga bulan alumni IPB tidak bisa bekerja juga, maka segera melapor ke DPKHA, karena kami sangat konsen terhadap masalah ini," ujar Kabid Pengembangan Karir Mahasiswa Iin Solihin dalam sambutannya.

Iin mengatakan, kegiatan ini dilakukan dalam rangka membekali para mahasiswa untuk segera mengambil keputusan bekerja atau wirausaha, yaitu dengan memberikan contoh kakak kelasnya yang telah sukses, baik dalam bidang praktisi perusahaan, entreuprenur atau keduanya.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. Yonny Koesmaryono, M.Sc., di dalam sambutannya mengatakan kegiatan yang baru satu tahun berjalan ini telah membuahkan hasil. Menurutnya, sebelum kegiatan ini berjalan masa tunggu alumni IPB yang fresh graduate ada yang sebelum lulus sudah bekerja, namun ada juga yang hingga bertahun-tahun belum bekerja juga.

"Setelah diadakan kegiatan ini masa tunggu mahasiswa IPB dalam mendapatkan pekerjaan atau yang mandiri tidak terlalu lama. Maka dari itu IPB terus mengadakan kegiatan seperti ini, dan untuk periode berikutnya saya berharap lebih banyak lagi mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini dengan target sekitar 800 mahasiswa ," ujarnya.

Kegiatan ini diikuti sekitar 400 mahasiswa IPB yang akan diwisuda pada tanggal 24 Februari mendatang dan mahasiswa yang masih duduk di bangku kuliah.

Tradisi Baru Wisuda IPB

Dalam Upacara Wisuda dan Penganugerahan Ijazah Tahap II tahun akademik 2009/2010 Institut Pertanian Bogor (IPB) menganugerahkan ijazah kepada 800 orang lulusan di Graha Widya Wisuda (23/2). Lulusan yang di wisuda terdiri dari 41 lulusan bergelar Doktor (S3), 91 lulusan bergelar Magister Sains, 28 lulusan bergelar Magister Manajemen, 6 lulusan bergelar Magister Profesional, 1 lulusan bergelar Master of Science, dan 633 lulusan bergelar Sarjana.

Terkait dengan efektivitas dan efisiensi, IPB menyelenggarakan wisuda dengan kuota peserta maksimum 800 orang wisudawan per periode untuk Wisuda Program S1, S2 dan S3. Konsekuensinya adalah frekuensi pelaksanaan wisuda per tahun meningkat tajam, yakni setiap 2 bulan sekali.

Wisuda kali ini merupakan penyempurnaan penyelenggaraan wisuda dan penganugerahan ijazah dari tahun-tahun sebelumnya. "Mengingat keterbatasan Graha Widya Wisuda (GWW) dalam menampung seluruh undangan, maka banyak orang tua dan keluarga lulusan yang tidak mendapatkan tempat duduk di dalam gedung. Hal ini membuat kami berpikir keras dalam mencari format yang lebih baik lagi dalam penyelenggaraan wisuda." ujar Rektor IPB, Prof.Dr.Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc dalam sambutannya.

Menurutnya peningkatan ini dimaksudkan agar para lulusan tidak menunggu terlalu lama untuk mengikuti wisuda sejak kelulusan, penyelenggaraan wisuda menjadi lebih khidmat, tertib dan nyaman, karena seluruh pandamping/orangtua wisudawan dapat tertampung dan mengurangi dampak negatif kemacetan lalu lintas di dalam dan di luar kampus.

Selain itu, dalam wisuda denga format baru ini juga meliputi penganugerahan ijazah. Sehingga acara di fakultas diganti dengan dialog orang tua wisudawan dengan alumni sukses untuk memberikan gambaran yang tepat tentang kiprah alumni termasuk di bidang wiraswasta.

Dari 633 lulusan program sarjana, lulusan terbaik tingkat IPB adalah Suhendri dari Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan (FATETA) dengan IPK 3,95 dan menyandang predikat cum laude. Adapun lulusan terbaik tingkat fakultas diraih oleh Yusup Kusumawardhana, dengan IPK 3,78 (FAPERTA), Yocelin Purnamasari, dengan IPK 3,34 (FKH), Andhika Tri Saputra dengan IPK 3,65 (FPIK), Theo Mahiseta Syahniar dengan IPK 3,63 (FAPET), Hayatul Fithria dengan IPK 3,77 (FAHUTAN), Rifki Yusri Haidar dengan IPK 3,76 (FMIPA), Lasma dengan IPK 3,66 (FEM) dan Ervina dengan IPK 3,76 (FEMA).

IPB Genjot Mahasiswa Berwirausaha

Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui Direktorat Pengembangan Karir dan Hubungan Alumni -DPKHA IPB (Career Development and Alumni Affairs - CDA IPB) menggenjot mahasiswanya untuk berwirausaha dengan menyelenggarakan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) 2010. Kegiatan yang bertema "Wahana Berkarir Sebagai Entrepreneur" ini (6/3) digelar di Graha Widya Wisuda (GWW) Kampus IPB Dramaga, Bogor.

Kegiatan yang sudah kedua kalinya ini bertujuan untuk menjaring potensi berwirausaha di kalangan mahasiswa IPB agar nantinya dapat menjadi wirausahawan yang sukses.

Para mahasiswa yang lolos seleksi, nantinya akan mendapatkan pendampingan dan diberikan permodalan sebanyak 8 juta rupiah untuk perorangan atau 40 juta rupiah per kelompok yang terdiri dari 5 orang.

Di dalam sambutannya, Wakil Rektor Bidang Riset dan Kerjasama, Dr.Ir. Anas Miftah Fauzi, berpesan kepada 2000 mahasiswa yang hadir saat itu, bahwa ciri khas wirausaha adalah mau bekerja lebih.

"Jika orang biasa mengerjakan 10, maka wirausaha bisa mengerjakan 20. Selain itu, seorang wirausaha juga harus bisa menciptakan kesempatan dan peluang," ujarnya.

Ditambahkannya, IPB sebagai perguruan tinggi akan memberikan fasilitas, inkubator dan suasana untuk mendorong tumbuh kembang mahasiswanya dalam berwirausaha, diantaranya adalah networking, biaya, teknologi, dan sebagainya.

Kasubdit Pengembangan Karir Mahasiswa DPKHA IPB, Iin Solihin,S.Pi,M.Si., yang juga hdir pada saat itu berharap dengan adanya program ini nantinya akan lahir wirausahawan-wirausahwan muda yang mandiri dan unggul dalam berbagai bidang.

Kegiatan yang diikuti para wirausaha muda pemula ini dimeriahkan dengan hadirnya, Ance Trio Marta peraih juara pertama untuk kategori industri dan jasa dengan usaha budidaya ikan bawal. Acara juga menghadirkan pengusaha Agribisnis, Ir. I Made Donny Waspada, dan motivator Amir Tengku. Pada saat itu juga diserahkan penghargaan kepada 15 peserta terbaik program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM) 2009.

Berdasarkan data yang dihimpun, di IPB jumlah mahasiswa yang berminat mengikuti program mahasiswa wirausaha ini berasal dari Fateta 240 orang, FEM 230, FMIPA 183, Fahutan 164, Fapet 161, FPIK 152, Faperta 150, FEMA 63 Diploma 55, dan FKH 22 orang.

Untuk diketahui pada tahun 2009 yang lalu jumlah mahasiswa yang berminat mengikuti kegiatan program Wirausaha ini mencapai 1.889 orang. Dari jumlah ini, sebanyak 1.630 orang mahasiswa belum memiliki usaha namun berminat untuk berwirausaha. Sebanyak 259 orang mahasiswa tercatat memiliki usaha yang telah berjalan dan memerlukan modal, teknologi, pendampingan usaha dan mitra bisnis untuk mengembangkan usaha mereka. Mereka dibagi ke beberapa kelompok usaha seperti perdagangan, produksi, jasa, peternakan, perikanan, perkebunan dan budidaya pertanian, serta usaha komputer. Calon peserta terdiri atas peserta perorangan sebanyak 93 orang dan peserta kelompok sebanyak 1796 orang yang terbagi ke dalam 544 kelompok usaha.

Dari jumlah tersebut setelah melalui keseluruhan proses seleksi (seleksi awal, presentasi proposal, review proposal dan psikotes) dihasilkan sebanyak 175 orang mahasiswa peserta PMW yang tergabung ke dalam 84 kelompok usaha yang terdiri dari usaha individu sebanyak 25 kelompok dan usaha kelompok sebanyak 59 kelompok. Jumlah dana yang disalurkan kepada mahasiswa sejumlah 1,382 Milyar dari 1,4 Milyar (99%).

Peserta terbaik dari kegiatan PMW 2009 juga diikutsertakan dalam kegiatan lomba Wirausaha Muda Mandiri yang diselenggarakan oleh Bank Mandiri, dan Ance Trio Marta berhasil merebut juara 1 untuk kategori industr dan jasa dengan usaha budidaya ikan bawal.

Dalam kegiatan PMW 2010 saat ini, mahasiswa yang berminat dan mendaftar untuk mengikuti program mencapai 1420 orang. Dari jumlah ini sebanyak 1110 orang mahasiswa belum memiliki usaha, namun berminat untuk berwirausaha dan sebanyak 310 mahasiswa tercatat memiliki usaha yang telah berjalan memerlukan tambahan modal, teknologi,pendampingan usaha dan mitra bisnis untuk emngembangkan usaha mereka. Sementara dana yang akan disalurkan sejumlah 1,050 Milyar. (man)

15 Peserta Terbaik Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM) 2009

No.

Nama Usaha

Ketua Kelompok

1

Bonaga : Bakso Buah Naga

Nursechafia

2

Cover Binder

Sendy Ahmad Nugraha

3

Pembenihan Ikan Air Tawar Bawal

Ance Trio Marta

4

Bimbel Mafia Club

Febriana Handayani

5

Mandalika Pearl

Vidia Chairunnisa

6

Budidaya Jamur Tiram

Astiti Puriwigati

7

Minaku Kaiko A Japanese And Seafood Café

Fahmi Nasrullah

8

Hamscorner (Budidaya Hamster Mini Dan Perlengkapannya)

Tia Irmayanty A

9

Usaha Pemeliharaan Dan Pelayanan Ternak Domba

Yogie Saputra

10

Kelinci Hias

Eldi Arasi Sidrata K

11

Teh Merah Rosela "Rozelt"

Ari Try Purbayanto

12

Bimbel Intensive Practice Course

Razono Agall Cahyadi

13

Usaha Minuman "Your Tea"

Indra Thamrin

14

Distributor Ayam & Daging

Fajar Wisnu W

15

Budidaya Sayuran Eropa

Septian Fauzi Dwi S

Dilema Petani Sawit

Penilikan kami sebagai pengamat adalah sangat simpel sekali, karena masalah-masalah yang ada pada pada semua petani yang ada di Pasaman Barat baik anggota Plasma Ophir sebagai Pioner dan plasma-plasma lainnya serta para petani parsial sudah mempunyai simpul masalah yang saling berkaitan satu sama lainnya. Dilemanya adalah karena kurangnya peningkatan keuntungan dari masing-masing KPS dan kelompok tani sehingga tingkat kepercayaan anggota kepada pengurus turun drastis. Contohnya permasalahan yang baru saja terjadi pada KPS Perintis yaitu keluarnya KPS Perintis dari kerja sama melalui koperasi sekundernya KJUB dengan PTP sebagai penampung TBS hasil semua KPS.

Sekarang kenyataannya KPS Perintis berkomitmen untuk menjual TBS-nya kepada pihak lain, arti kata tidak mengolah lagi pada PTP yang notabene sebagai bapak angkat pada awal pendirin. Keadaan yang seperti inilah sampai sekarang sangat terlambat disadari para pemimpin masing-masing KPS dan koperasi sekundernya walaupun tidak memberikan dampak yang besar pada kinerjanya. Tetapi seharusnya kejadian ini tidak perlu terjadi karena komitmen awal dari semua penyelenggaraan plasma ini ini telah ada.

Selama ini kesimpulan yang dapat kita ambil adalah secara nyata modal milik petani yang telah dikumpulkan melalui simpanan pokok dan simpanan wajib tidak dapat dikembangkan secara maksimal, unit usaha tidak berjalan dengan produktif, peningkatan pendapatan petani hanya berasal dari SHU KPS dan selisih nilai jual buah antara buah plasma dengan buah parsial. Dari kenyataan ini kami mendapatkan pelajaran yang sangat berharga untuk menciptakan program-program baru di Pasaman Barat, sehingga menjadikannya sebagai bahan pelaksanaan kegiatan selanjutnya.

Rabu, 17 Maret 2010

Peresmian Sulingan Nilam Modern dan Lounching Pakan Lele

Acara ini merupakan sebuah momentum kinerja HA-IPB Pasaman Barat dengan unit kerjanya yaitu Koperasi HA-IPB Pasaman Barat yang telah melakukan pendampingan pada Kelompok Tani Tirta Mina Saiyo yang berdomisili di Jorong Rimbo Binuang, Nagari Lingkuang Aua, Kec. Pasaman, Kab. Pasaman Barat. Acara yang digelar adalah Peresmian Sulingan Nilam Modern, Lounching Pakan Lele, Penyerahan Alat Pengolahan Pakan, Pencanangan Sentra Lele Terpadu Pola Inti Plasma Tirta Mina Saiyo. Pelaksanaan acara pada hari Senin tanggal 05 April 2010 jam 14.00 dan langsung diresmikan oleh Bupati Pasaman Barat. Kegiatan ini terselenggara atas bantuan dan perhatian semua pihak yaitu : Dinas Koperasi, Perdagangan, Industri dan UKM, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Perkebunan, Badan Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Pasaman Barat.